Selasa, 26 Juli 2011

Tema : Bolehkah berpraktek sekarang??

Kadangkala setiap detik kehidupan kita selalu saja dihinggapi oleh perasaan ragu. Perasaan ragu-ragu tentang daya upaya kita menghadapai terpaan ujian duniawi. Merasakan bosan adalah suatu pokok bahasan yang menarik untuk dikaji lebih luas, karena pada kenyataannya banyak manusia telah membenci kehidupan yang membosankan ini. Aku menulis kalimat-kalimat yang mengandung persangkaan pada banyak pihak?. Mari kita mulai tema kita malam ini.

Ada teman-teman mahasiswa kedokteran yang belum lulus dan menyelesaikan pendidikan formalnya, tetapi telah berani merawat pasien. Saya seorang dokter pula, tetapi apakah yang demikian ini diperbolehkan? Undang-undang hanya sebatas tulisan karena nyatanya tidak ada kontrol terhadap hal-hal semacam ini. Bolehkah Ko-Ass bahkan Clerkship telah berpraktek di klinik-klinik kesehatan?. Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sangat mengganggu benakku. Bagaimana tidak?aku yang harus mati-matian bekerja untuk memenuhi biaya kuliahku dengan mengajar sana-sini, tiba-tiba mendapat tawaran menggiurkan "berpraktek sebagai dokter". Bukankah belum boleh kita berpraktek?? Seringkali pengalaman selalu dijadikan alasan. Bahwa tanpa pengalaman kita tidak akan bisa menjadi dokter yang bagus. Sampai disini saya setuju, tetapi apakah harus melanggar hak-hak dari pasien?. Mengapa saya katakan hak? karena pasien berhak mendapatkan pengobatan terbaik oleh seorang dokter.

Apakah yang demikian ini bisa dijadikan suatu kebanggaan??. Celakanya sebagian dari mereka telah merasa bangga dengan hal ini.  Teman, Jika saya adalah orang kaya maka saya tidak akan merasa pusing dengan hal-hal semacam ini. Mengapa saya merasa terlibat dalam situasi tidak menyenangkan ini?. Karena ternyata saya adalah anak orang "Gak Punya" yang beruntung dapat masuk Fakultas Kedokteran. Tetapi untuk itu saya harus bekerja dari semester 3 sampai sekarang saya hampir lulus dokter. Saya sempat bekerja sebagai penjaga warnet dan guru privat. Dan saya bangga. Lalu tawaran untuk praktek di klinik-klinik kecil datang. Suatu hal yang telah lama dilakukan oleh teman-teman saya. Dan mereka bangga. Penawarannya adalah, jika anda sebagai calon dokter mau bersedia praktek di klinik-klinik, anda akan mendapat bayaran dan tentu saja pengalaman. Inilah yang menjadi pertaruhan dahsyat bagiku selama berhari-hari apakah saya akan menerima tawaran ini atau tidak. Di sisi lain saya butuh uang untuk terus bertahan, di sisi lain saya juga butuh pengalaman untuk masa depan saya sebagai dokter. Di sisi lain saya bingung bolehkah saya melakukan hal ini? Saya belum layak praktek. Saya belum lulus dokter. Apakah saya tidak menghormati prinsip-prinsip kejujuran yang selama ini saya anut jika saya mengambil tawaran ini. Apakah saya tidak termasuk berbohong pada pasien-pasien saya jika akhirnya saya mengambil tawaran ini?.

Akhirnya Allahlah tempat kembali dan tempat mengadu, lalu saya berpikir bahwa selama ini Allah telah mencukupi kebutuhan saya selama kuliah dan saya bersyukur akan itu. Pengalaman selalu akan menjadi alasan terbaik untuk mengambil tawaran ini , tetapi saya punya pendapat lain. Untuk mendapat pengalaman tersebut saya harus bersabar. Lebih baik saya belajar dengan baik di sini dan kelak jika saya lulus saya akan memulainya dari nol untuk merintis karir sebagai dokter. Hal ini jauh lebih baik daripada saya mengorbankan dan berbohong pada pasien-pasien yang tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi. Lagipula saya yakin segala perbuatan akan dipertanggung jawabkan kelak di akhirat. dan percaya pada Allah rasanya jauh lebih baik daripada percaya pada sekumpulan bisikan atau hasutan berbahaya semacam ini. Saya anggap berbahaya karena celakanya mereka tidak sadar bahwa sebenarnya mereka melakukan kesalahan besar. Prinsip dasar kejujuran telah mereka langgar dalam dunia kedokteran. Karena saya tahu sendiri bahwa mengurusi pendidikan klinik di masa sekolahnya saja mereka tidak bisa, apalagi merawat pasien dalam kapasitasnya sebagai dokter yang belum layak untuk berpraktek alias belum lulus.

--akhirnya saya memutuskan untuk tidak mengambil tawaran ini--

--terima kasih--




Tidak ada komentar:

Posting Komentar