Rabu, 19 Juni 2013

Pulau Beras Basah : Mengusir Sejenak Kejenuhan ,....

Pulau Beras Basah

............................
Aku memandang waktu ketika jam dinding mulai malas berdetak sore itu..
rasa-rasanya rutinitas sudah mulai mencapai titik kejenuhan,..
tiba-tiba angin berbisik
dan pasir mengusap lamunanku 
lalu aku terbangun dari mimpi dan lelah,...
Menggapai asa dan kembali melihat jejak-jejak masa lalu,..
menghirup udara dingin dan angin sejuk pagi hari,.
merindu kabut dan gemericik embun di dedaunan rimba,...
menatapnya lama dan tersenyum kagum
tetapi tetap saja semua itu masa lampau
mengusir kejenuhan ini dengan berangan ternyata hampa,..
aku ingin kenyataan,..
aku ingin kembali berjalan dan berjalan,...
mencari sebuah tujuan kebebasan,..
keheningan hidup dan ketenangan hati,...
dan keindahan alam Yang Maha Kuasa,....

(bie, 19 Juni 2013) 

Sebulan setelah aku bekerja di BOHC, rupanya kejenuhan sudah mulai melandaku, mungkin karena Muara Badak memang sepi sehingga hiburanpun juga sangat sedikit. Terus terang aku sangat menginginkan sebuah  perjalanan walaupun sejenak, sekedar menenangkan hati dan membuat pikiran menjadi segar. Perubahan suasana dari yang sangat padat di Jawa menjadi sepi sekali di Kalimantan sedikit banyak memang berpengaruh.

Dulu ketika jenuh menghadapi kuliah dan kerja, aku selalu berhasil mengumpulkan orang untuk sejenak mengunjungi gunung-gunung. Terkadang membujuk mereka dengan sedikit kebohongan, atau sedikit jahil dengan menceritakan segala keunikan yang akan kita dapat dari pendakian ke gunung. Ada yang mau berangkat ada pula yang memilih nyaman di kamar tidur daripada bersusah-susah meminggul carrier hanya untuk menggapai surya pagi hari. "Sementara dari jendela kamar saja aku suah bisa melihatnya,.." begitu kata salah satu teman... hahahaha,..!!.

Sekarang tentu saja kondisi sudah berubah, Teman-teman gunungku masih di Jawa sementara aku telah merantau ke Kalimantan. Sudah tidak bisa lagi aku menghilangkan jenuh dengan gunung, tetapi kecintaanku terhadap alam dan segala keunikannya tidak boleh berhenti hanya karena kepindahanku ke Kalimantan. Aku telah memutuskan untuk tetap menikmati setiap keindahan alam Nusantara. Aku memutuskan untuk tetap menjelajah negeri ini dimanapun aku berada, lalu kembali menulisnya dalam tulisan sajak tak beraturan yang dapat dijadikan kenangan.

Ya,..rupanya kali ini aku harus berterima kasih pada penghuni "Apartemen Simpang Enam". Rencana mereka berlibur ke sebuah Pulau di Bontang sepertinya merupakan jawaban dari kejenuhanku. Dan yang paling utama adalah mereka tidak melupakan aku. Aku sangat senang mereka mengajakku dalam perjalanan ini. Aku rasa ini adalah kesempatan pertamaku untuk memulai cita-cita menikmati keindahan alam Pulau Borneo. Aku akan mengunjungi Pulau Beras Basah di Bontang.



Pulau Beras Basah terletak sekitar 40 menit perjalanan laut. Dengan menyewa kapal nelayan, untuk menikmati pesona bahari yang ditawarkan pulau yang memiliki pantai pasir putih itu. Air laut yang sangat jernih. Dari atas kapal, dapat melihat hijau nya tumbuhan laut di dasar nya. Bahkan sesekali ikan kecil terlihat samar-samar di bawah sana. Sementara, pulau-pulau tak berpenghuni juga ramai terlihat. Pulau-pulau kecil itu hanya dipenuhi pohon bakau yang rimbun. juga ditemukan beberapa perkampungan di atas air laut. Sekumpulan rumah itu sama sekali tak terhubung dengan daratan. dan sebuah mercusuar menjulang tinggi seakan-akan menyambut kedatangan para pengunjung. 

Sebenarnya perjalanan kami tidak terlalu mulus, karena aku sendiri mengalami "vomiting" yang tidak biasa, mungkin karena malam sebelumnya aku jaga UGD 24 jam jadi kondisi tubuh tidak terlalu fit.  Sesampai di Bontang kita langsung menuju Pelabuhan Tanjung Laut di Tanjung Limau untuk menyewa kapal nelayan yang akan mengantarkan kami ke Pulau Beras Basah. Dalam perjalanan kami harus terombang-ambing di laut karena kapal nelayan kami mengalami mati mesin, hingga akhirnya kami dipindah ke kapal yang kebetulan lewat.

Dermaga Pulau Beras Basah

Akhirnya setelah perjalanan beberapa menit, tibalah kita di demaga kayu Pulau Beras Basah. Tertiup angin laut dan mendengarkan deburan ombak laut yang sejuk membuat rasa penat ini seketika hilang. Pulau ini ditumbuhi banyak pohon kelapa dan pasir yang putih. Kondisi hari minggu membuat pulau ini begitu dipenuhi oleh orang yang berlibur bersama keluarganya. Beras Basah memang sanagt cocok untuk dijadikan tempat liburan keluarga bersama anak-anak sambil menggelar tikar dan membawa makanan sendiri. Tetapi dampaknya tentu saja sampah yang ditinggalkan wisatawan menjadi menumpuk.

Pesisir Beras Basah

Dermaga

Kami sendiri membawa bekal makanan dan minuman sendiri, karena di Beras Basah jarang ada yang menjual makanan dan kalaupun ada, aku yakin harganya pasti melambung tinggi. Di Pulau ini juga terdapat beberapa permainan air seperti Banana Boat. Ada permainan melempar gelang ke botol-botol minuman yang dijejer rapi dimana yang berhasil memasukkannya ke botol maka otomatis itu menjadi miliknya. Sebelum pulang kami menyempatkan diri mencoba permainan ini. Dan ternyata seru,..!!

Demikian cerita singkat perjalanan pertamaku menjelajahi Pulau Borneo. Sebuah Pulau indah di lepas laut perairan Bontang, Pulau Beras Basah. Bersama seluruh penghuni "Apartemen Simpang Enam" dan beberapa teman klinik seperti Diana, dan adiknya Wawan (lupa namanya), terima kasih telah menyisakan kursi di mobil depan sehingga aku bisa ikut menjelajahi alam pulau Borneo. Semoga ini bukanlah yang pertama apalagi yang terakhir. Mari kita rencanakan beberapa perjalanan yang lebih mendebarkan lagi. Mari kita cintai budaya asli negeri ini, Sekali lagi terima kasih Teman.

--Salam Cinta Salam Perjuangan Salam Nusantara--

Dokumentasi Yang Lain :

Berenang di pantai

Rombongan minus Maman (Cameraman)

Rombongan : Welcome To Beras Basah




--bie--






1 komentar:

  1. Salam kenal mas
    Saya Ikwan angkatan 09...
    Saya juga ingin merantau luar pulau seperti mas, tapi ga tau harus dimulai darimana, hehe

    BalasHapus