Senin, 20 Januari 2014

,....Refleksi akhir tahun : Senja sebentar lagi,...



Nampaknya …. malam ini begitu sendu
Aku melihat sekawanan anjing berbulu tipis
Sebagian berwarna putih yang lain hitam
Menunduk berjalan mendengus menyapu kerikil
Mencari entah sesuatu,…..
Aku juga melihat bayangan diriku di pintu kaca
Menerobos pandang jauh ke masa lampau
Cahaya sore membiaskannya samar bak pelangi
Senja sebentar lagi….

Sore ini adalah waktu dimana aku mulai mengingat kembali masa-masa setahun yang lalu. Salah satu masa paling mendebarkan dalam hidupku. Memulai sebuah kehidupan baru bersama seseorang yang lain. Seorang perempuan cantik yang kini telah menjadi istri. Tak hanya itu, tahun ini kami juga dikaruniai seorang anak laki-laki yang lucu, membuat kebahagiaan ini semakin lengkap.

Aku sejenak kembali untuk menjelajah ruang waktu selama setahun ini. Sebuah pernikahan, kemudian dilanjutkan dengan kehamilan istri. Harus berpisah sejenak dengan istri karena bertugas di Kalimantan, Mengingat lagi masa-masa mendebarkan saat menunggu persalinan si kecil. Sebuah cerita indah di sepanjang tahun 2013. 

Sebuah cerita kehidupan selalu memiliki arti. Aku pun demikian. Menikmati setiap jengkal kehidupan bagiku adalah sebuah amanah. Apakah kita akan bersyukur dalam menjalaninya, ataukah kita menghabiskan sisa kehidupan ini hanya dengan mengeluh. Mungkin suatu saat kita akan dihadapakan pada kenyataan pahit dalam hidup ini, namun tidak jarang pula kita mendapatkan kesenangan. Semuanya tidak lepas dari kuasa Tuhan.

Aku memutuskan untuk mendaki Gede Pangrango akhir tahun ini. Untuk memaknai semua yang terjadi selama setahun ini. Aku ingin menutupnya dengan sebuah perjalanan hati. Merenungi jalan-jalan setapak dan mengembalikan jiwa ini kepada kerinduan yang dalam akan ciptaan-Nya. Aku memang mencintai gunung-gunung. Bagiku, gunung dan segala keistimewaannya selalu dapat membuatku tenang dan berpikir. Selalu dapat membuatku untuk senantiasa bersyukur atas apa yang ku alami saat menjalani kehidupan.

Aku mencoba merangkumnya dalam sebuah refleksi akhir tahun yang indah. Dalam sebuah prosa dan sajak kebahagiaan akhir tahun. Sambil menikmati segelas kopi, aku mulai mencurahkan goresan kata. Mencarikan tema yang tepat untuk menggambarkan kebahagiaan ini. Sambil merenung mengingat apa yang disampaikan istriku menjelang pendakian. Aku tertawa dan sekaligus senang, terharu sekaligus sedih, dan semakin mencintai apa saja tentang dirinya. Aku telah berjanji akan pulang. Aku mendaki untuk istriku tersayang kali ini, dan juga untuk mensyukuri kelahiran anak pertamaku “Muhammad Ibnu Sina Al Ghafiqi”. Menyingkirkan sejenak kejenuhan untuk menikmati akhir tahun ini di lembah kasih Mandalawangi.

Istriku berkata :
“ Mendakilah apa saja yang kamu mimpi sayangku,…”
Aku tidak mau melihat suamiku pulang dalam keadaan tertunduk wajah, karena penyesalan dan semangat yang tidak tercapai,…
Melihatnya bahagia bersama gunung-gunung lebih menenangkan jiwa meskipun khawatir….
Melihat cintanya pada alam membuatku bangga…
Melihatnya bertafakur akan ciptaan-Nya kadang membuatku iri,…
Melihatnya berjanji akan sesuatu, sekali lagi membuatku luluh….
Biarlah kamu nikmati akhir tahun ini sesuai janjimu sayangku,…
Berjanjilah untuk pulang dengan selamat dan bawalah sejuta kebahagiaanmu di sana ke rumah kita,…
Bersama anak kita yang lucu dan gembul…
Mungkin dia bisa mencontoh abinya kelak, kontemplasi jiwa dalam ciptaan-Nya yang agung,..”

Sebuah kata-kata cinta yang memantabkanku mengunjungi Gede Pangrango akhir tahun ini, Sehingga aku mendedikasikan pendakian ini untuk istriku tercinta, dan anak laki-lakiku yang lucu. Kebahagiaan terindah untuk menutup tahun 2013 ini.

“Kasih sayang dan kekerasan selalu berperang di hati manusia seperti malapetaka yang berperang di malam yang pekat ini. Tetapi kasih sayang selalu dapat mengalahkan kekerasan. Karena ia adalah anugerah Tuhan, dan ketakutan-ketakuan malam ini… akan berlalu dengan datangnya siang. “
(Kahlil Gibran)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar